Jelaskan apakah suap merupakan suatu
tindakan yang tidak etis dan berikan contoh kasusnya !
Jawab :
Suap adalah tindakan membayar uang
secara ilegal untuk mendapatkan keuntungan atau kemudahan dalam proses
birokrasi.
Menurut saya suap merupakan suatu
tindakan yang sangat tidak etis karena berlawanan dengan hukum. Selain berlawanan
dengan hukum, suap juga sangat merugikan negara karena anggaran yang seharusnya
digunakan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat malah diselewengkan
untuk kepentingan pribadi atau golongan.
Contoh kasus :
TEMPO.CO, Jakarta -Komisi
Pemberantasan Korupsi menyatakan duit yang diduga untuk menyuap Bupati Buol,
Amran Batalipu, mencapai Rp 3 miliar. Duit itu diberikan oleh dua tersangka,
yaitu Yani Anshori, General Manager PT Hardaya Inti Plantation, dan Gondo
Sudjono, koleganya. "Rp 3 miliar itu masih ditelusuri (tujuannya untuk
apa)," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Jakarta Jumat 6 Juli
2012.
Bambang belum dapat memastikan status duit itu sebagai barang bukti. Namun, ia menyatakan, dugaan suap berkaitan dengan proses pengurusan hak guna usaha (HGU) PT Citra Cakra Murdaya dan PT Hardaya di Kecamatan Bukal, Kabupaten Buol. Kedua perusahaan tersebut milik pengusaha Siti Hartati Cakra Murdaya.
Bambang belum dapat memastikan status duit itu sebagai barang bukti. Namun, ia menyatakan, dugaan suap berkaitan dengan proses pengurusan hak guna usaha (HGU) PT Citra Cakra Murdaya dan PT Hardaya di Kecamatan Bukal, Kabupaten Buol. Kedua perusahaan tersebut milik pengusaha Siti Hartati Cakra Murdaya.
Adapun
Hartati Murdaya membantah terlibat dalam kasus penyuapan ini. Ia berkilah uang
tersebut hanya bantuan sosial berbentuk sumbangan. Sebagai perusahaan yang
dianggap paling besar di Buol, kata dia, Hardaya Inti diharapkan memberi
sumbangan bagi pemerintah setempat. "Kok sumbangan ini dianggap suap?
Jumlahnya juga tidak sebesar itu," kata Hartati.
KPK menangkap Anshori di Buol pada Selasa, 26 Juni lalu. Dari penangkapan itu, terdapat barang bukti sejumlah uang yang diduga bernilai miliaran rupiah. KPK juga menangkap Gondo Sudjono, Dedi Kurniawan, dan Sukirman. Mereka disangka berkomplot menyuap Amran untuk meloloskan penerbitan hak lahan perkebunan sawit di daerah tersebut.
KPK melepaskan Dedi dan Sukirman karena tak cukup bukti untuk menetapkan mereka sebagai tersangka. Tapi KPK mencegah pemilik PT Hardaya, Hartati Murdaya, dan tiga karyawannya: Benhard, Seri Sirithorn, dan Arim. Belakangan, KPK ikut mencegah Direktur Hardaya Plantation, Totok Lestiyo, serta dua orang lain, Sukirno dan Kirana Wijaya.
Komisi antikorupsi sudah mendapat informasi berapa luas lahannya, tapi Bambang belum dapat mengungkapkannya sekarang. Bambang mengatakan KPK terus melebarkan pengusutan kasus suap itu ke sejumlah pihak, termasuk kepada PT Hardaya dan PT Cipta Karya. Tidak tertutup kemungkinan tersangka bakal bertambah. “Tergantung dari hasil pemeriksaan. Jadi tersangkanya mungkin berkembang,” kata Bambang.
Sumber : http://www.tempo.co/read/fokus/2012/07/07/2477/Kasus-Bupati-Buol-Akan-Seret-Tersangka-Lain
KPK menangkap Anshori di Buol pada Selasa, 26 Juni lalu. Dari penangkapan itu, terdapat barang bukti sejumlah uang yang diduga bernilai miliaran rupiah. KPK juga menangkap Gondo Sudjono, Dedi Kurniawan, dan Sukirman. Mereka disangka berkomplot menyuap Amran untuk meloloskan penerbitan hak lahan perkebunan sawit di daerah tersebut.
KPK melepaskan Dedi dan Sukirman karena tak cukup bukti untuk menetapkan mereka sebagai tersangka. Tapi KPK mencegah pemilik PT Hardaya, Hartati Murdaya, dan tiga karyawannya: Benhard, Seri Sirithorn, dan Arim. Belakangan, KPK ikut mencegah Direktur Hardaya Plantation, Totok Lestiyo, serta dua orang lain, Sukirno dan Kirana Wijaya.
Komisi antikorupsi sudah mendapat informasi berapa luas lahannya, tapi Bambang belum dapat mengungkapkannya sekarang. Bambang mengatakan KPK terus melebarkan pengusutan kasus suap itu ke sejumlah pihak, termasuk kepada PT Hardaya dan PT Cipta Karya. Tidak tertutup kemungkinan tersangka bakal bertambah. “Tergantung dari hasil pemeriksaan. Jadi tersangkanya mungkin berkembang,” kata Bambang.